Aku segera keluar rumah, semua barang titipan & sumbangan dari kawan2 & para tetangga telah aku persiapkan di depan rumah sebelum Fandi datang jadi tinggal menaikkan ke dalam mobil saja.
Kami pun berangkat ke kota Killeen menjemput Evie Thompson. Sesampai di rumah Evie sekitar jam 6:30 pagi, tercium bau masakan yang enak sekali. Saya & Fandi bergurau bau itu membuat kami jadi lapar.
Kamipun membantu Evie menaikan barang2 & sumbangan yang juga telah dikumpulkan Evie sebelumnya.
Kini mobil kami penuh dengan barang2 titipan & sumbangan untuk korban Tornado. Tapi Evie tetap ingin membawa makanan yang telah dimasaknya sejak dinihari tadi. Evie sengaja bangun jam 4 subuh hanya untuk menyiapkan masakan untuk dimakan bersama di posko atau di lokasi bencana. Cooler berisi gulai daging & kentang, telur balado iris tahu, dan oseng2 buncis beserta kerupuk dan peralatan makan pun menyertai kami. Yummmmm ..
Perjalanan selama kurang lebih 6 jam tak terasa sama sekali karena kami sibuk bersenda gurau. Fandi & Evie were very cool trip companions. Pembicaraan serius, lelucon, serius lagi, lalu lelucon lagi silih berganti sepanjang perjalanan. Fandi yang sepertinya pendiam ternyata lucu juga looooo ..
Sesampainya di Oklahoma, ternyata kota Moore lah yang terlebih dahulu kami lewati, tapi karena sebelumnya sudah diatur bahwa kami akan bertemu dengan Mas Haryo Mojopahit dari Dompet Dhuafa North America di rumah Mas Indra Andriyanto yang akan kita jadikan posko bersama, maka kota Moore kami lewati sementara menuju kota Edmond.
Kontras dengan Moore yang kotor & porak poranda, Kota Edmond yang bertetangga sangat sangaaaattttt dekat dengan Moore tertata dengan rapi, rumput sepanjang perjalanan sangat hijau, dan bunga2an merekah indah, rumah2 besar berjejer sangat teratur.
Sesampainya di rumah Indra yang kami jadikan posko sementara, telah menunggu Haryo & Indra serta 2 pemuda pelajar (Ali & Jonathan) yang datang dari Corpus Christi, Texas juga untuk membantu.
Kami dijamu lontong sayur dan es campur oleh istri2 Indra & Haryo (Mbak Linda & Mbak Retno). Hari itu dietku gagal total dan pagi ini timbanganku naik 2 lbs .. tegaaaaaaaaaaa .. hahahaha .. Selesai makan siang, kami menuju lokasi bencana ..
Memasuki lokasi bencana, yang tadinya kami ter-tawa2, tiba2 terdiam .. entah apa yg ada dalam pikiran Fandi & Evie, tetapi hal pertama yang terlintas di otakku adalah "Makanya, Dita jangan sombong!! kalau Tuhan mau mengambil dalam hitungan menit semua milikmu bisa hilang & porak poranda" ..
Seperti yang terlihat pada video, begitulah keadaan kota Moore pada umumnya .. puing2 berserakan, mobil & barang2 lainnya menumpuk2 tak karuan, pohon2 besar & tiang2 listrik yang kokoh bengkok maupun patah .. tercium bau tak sedap yang mungkin datang dari bangkai2 binatang peliharaan atau bahkan bangkai manusia, karena body searching masih terus dilakukan.
Ada pemandangan yang menarik .. di setiap sudut jalan terlihat ada tenda2 posko berdiri dgn tumpukan botol2 air minum dan makanan dan kaos2 gratis untuk para korban .. terbaca oleh kami posko2 itu didirikan oleh state2 lain, Kansas, Texas, New Mexico, Arizona, California bahkan dari New York .. terlihat juga posko2 yang didirikan oleh perusahaan2 besar terutama perusahaan minuman botolan dan restoran makanan cepat saji seperti pizza, burger, permen & kue .. truck2 mini ber-putar2 menyediakan minuman & makanan gratis setiap hari sampai jam 9 malam ..
Ada satu posko yang menarik hati ku, begitu banyak orang2 yang berdiri seperti antri menunggu sesuatu .. pertama aku kira itu adalah antrian para korban .. tapi ternyata itu adalah antrian para volunteer yang bersedia membantu para korban untuk membersihkan lahan / tanah untuk menumpuk puing2 mendekat ke jalan sehingga excavators akan lebih mudah mengeduknya dan membersihkan lahan / tanah untuk siap bangun lagi.
Mobil2 perusahaan2 asuransi berkeliling menyambangi client mereka .. mengevaluasi & menghitung .. di US kalau punya mobil dan rumah harus punya asuransi, dan ketika hal2 seperti ini terjadi akan terasa sekali manfaatnya karena mobil terganti dan rumah yg hancur bisa dibangun kembali ..
Hampir di setiap kotak utama pembangkit tenaga listrik (main electricity power box) terpasang generator2 untuk mengganti listrik yang padam ..
Kami pun bertemu dengan Om Bobby (69 tahun) & Tante Susan (67), yang telah 34 tahun tinggal di rumah itu. Mereka adalah satu2nya keluarga Indonesia yang menjadi korban Tornado kali ini. Aku merasa takjub pada Om Bobby & Tante Susan, tak ada tanda2 rasa sedih di muka mereka walaupun kehilangan rumah & mobil serta barang berharga lainnya.
Mereka mengatakan, bila dekat dengan kematian, maka harta & benda terasa seperti tak ada gunanya lagi .. selamat tanpa ada cedera sama sekali sudah membuat mereka bersyukur luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Daya.
Om Bobby & Tante Susan bersembunyi di dalam ruangan kecil / closet ketika angin yang kecepatannya sekitar hampir 300 miles per jam itu lewat dalam hitungan hanya beberapa menit .. Ketika Tornado telah lewat mereka berada di bawah timbunan atap rumah dan barang2 lainnya .. hembusan angin semilir membuat mereka mengetahui bahwa rumah mereka telah hancur & runtuh .. mereka ber-teriak2 minta tolong sampai kehabisan suara .. mungkin sekitar 45 menit baru datang tetangga mengeluarkan mereka dari timbunan itu ..
Om Bobby adalah org tua yg luar biasa .. pemegang sabuk hitam karate dan bekas pelatih raga di AKABRI saat masih di Indonesia itu adalah cancer survivor yang kembali menjalani terapi kemo 3 hari sebelum kejadian karena ditakutkan penyakitnya kembali .. dalam hitungan manusia seharusnya di usianya yg sdh 69 tahun & baru 3 hari selesai kemo, Om Bobby itu lemah tak berdaya .. tapi justru ia melindungi Tante Susan istri yang telah dinikahinya 46 tahun .. LUAR BIASA!! .. saya membercandai Om Bobby bilang "Itu karena Tante Susan cantik sih, ya Om ya" .. dengan pandangan mesra Om Bobby mengatakan bukan hanya cantik tapi Tante Susan adalah best friend-nya .. Subhanallah .. mereka begitu mesra ..
Waktu kami menyerahkan sumbangan & donasi kepada Om Bobby & Tante Susan, air mata mereka merebah .. mereka bilang perhatian seperti ini di negara perantauan membuat mereka merasa tak sendiri .. Islam, Kristen, Padang, Jawa, Batak, Hitam, Putih, Tua ataupun Muda, kita bersaudara dalam ikatan ke-Indonesia-an .. Om Bobby dengan suara militernya berteriak lantang "Bhineka Tunggal Ika" .. tenggorokan tercabik rasa haru yg mendalam ..
Setelah mendengar kisah Om Bobby & Tante Susan, kami pun mengeluarkan makanan yang dibuat Evie tadi .. selain Om Bobby & Tante Susan, serta kami sendiri para volunteer, tetangga yang juga sedang bekerja menumpuk puing2 mereka dan org2 di sekitarnya mencicipi masakan Indonesia bawaan kami .. ada yg belum pernah tau masakan Indonesia sebelumnya tapi nambah 2 piring .. dan orang itu gadis muda berbadan langsing yg katanya kalau makan jaga2 karena takut gemuk .. hahahaha .. kena deh lo sama makanan Indo .. itu makanya saya gemuk, Mbak Bule!!! .. hahahaha ..
Mungkin kami berada di sana sekitar 3 jam, bersenda gurau, melucu, tertawa, dan saling meng-add facebook .. ditengah keprihatinan ada rasa kebersamaan .. Alhamdulillah ..
Akhirnya, tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para penyumbang & donatur .. Om Bobby & Tante Susan pun menyampaikan salam & rasa terimakasih mereka .. bahkan kami baru saja mendengar dari Uni kami yg cantik Dewi S Neugebauer bahwa kawan2 di Houston telah berhasil mengumpulkan $ 2,200 .. lagi2 Alhamdulillah ..
Nah, kawan2 yg lain mari kita bantu Om Bobby & Tante Susan .. kirimkan terus sumbangan anda .. sekecil apapun itu sangat berharga bagi mereka .. bila belum bisa membantu setidaknya berdoalah bagi mereka .. InsyaAllah Tuhan menggandakan amal kawan2 semua ..
Demikian laporan saya pada, kawan2 semua .. kiranya berkenan ..